Kuning Pada Bayi

Kuning (jaundice) pada bayi baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum merupakan fenomena klinis pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh akumulasi pigmen bilirubin pada sklera dan kulit yang mulai tampak bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL. Gejala ini dapat terjadi antara 25%-50% pada seluruh bayi cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur.

Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik dan berbahaya terhadap sistem saraf pusat bayi.

Penyebab Kuning Pada Bayi Baru Lahir
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh.
Kuning pada bayi dapat dibagi dua jenis: kuning fisiologis (normal) yaitu kuning yang dianggap masih normal terjadi pada bayi baru lahir. Keadaan ini akan membaik dalam beberapa hari. Serta kuning patologis/ikterus non fisiologis. Keadaan ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut:
-Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam
-Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi
-Peningkatan kadar bilirubin total serum >0,5 mg/dL/jam
-Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi
-Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

Gejala Kuning Pada Bayi Baru Lahir
Cara yang mudah untuk memeriksa warna kuning ini adalah dengan menekan jari pada kulit yang diamati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya/sinar matahari. Pada bayi baru lahir akan tampak kuning jika kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dL dan bisa menyebabkan kerusakan yang permanen pada otak.

Pencegahan
Pencegahan dititikberatkan pada pemebrian minum sesegera mungkin, dan cukup sering dan lebih baik lagi jika diberi ASI. Pada kebanyakan kasus, kuning pada bayi tidak bisa dicegah, dalam hal ini harus dilakukan penilaian sistematis terhadap kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia berat, selam periode nenatal seperti pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada ibu dan bayi. Pemeriksaan lainnya terhadap penyebab peningkatan kadar bilirubin yang sangat cepat dan mendapat fototerapi.

0 komentar:

Posting Komentar